Posisi kotanya yang berada tepat di kaki Gunung Pangarango dan Gunung Gede membuat kota ini
menjadi salah satu tempat favorit untuk menikmati kesejukan dan
pemandangan alamnya yang indah. Keberadaan perkebunan teh di kota ini juga telah membuat
penduduk kota lainnya datang ke sukabumi demi meningkatkan taraf hidupnya.
Dari segi perekonomian, data Badan Pusat Statistik Kota Sukabumi tahun 2018, memperlihatkan kota ini masih mengalami perkembangan kemiskinan sekitar 7.12 persen, hal ini tentunya secara tidak langsung berdampak kepada kehidupan dan pendidikan layak untuk anak-anak yang orang tuanya sudah wafat, tidak menutup kemungkinan kepada anak-anak yang keluarganya termasuk keluarga dari kaum dhuafa.
Dalam perjalanan sebelumnya saya telah mengunjungi salah satu panti asuhan yang berada di kota ini yaitu Panti Asuhan Muhammadiyah Ummu Salamah Sukabumi, panti ini sudah berdiri sejak tahun 1992 di kelurahan kebon jati.
Panti
asuhan ini mengasuh 60 anak-anak diantaranya 30 anak perempuan dan 30
anak laki-laki, kondisi bangunan yang baik dan bersih merupakan salah
satu hal yang membuat beberapa keluarga yatim piatu dan dhuafa di
sekitar panti asuhan memberikan amanahnya kepada pengurus untuk mendidik
anak-anaknya di sini.
Anak
asuh di panti asuhan ini rata-rata sedang mengenyam pendidikan sekolah
menengah pertama dan sekolah menengah atas, sekolah mereka
berdekatan dengan panti asuhan dengan pertimbangan mencukupi biaya transportasi dari
anak asuh menuju ke sekolahnya. Manajemen panti asuhan ummu salamah
sukabumi dikelola oleh organisasi Muhammadiyah setempat, sehingga membuat panti
asuhan ini tetap teguh berdiri selama 27
tahun.
Para
pengurusnya baik itu ketua panti asuhan dan pengasuh sangat
memperhatikan pendidikan yang layak untuk anak-anak asuhnya, sehingga
wajar jika ada salah satu perlombaan tahfidz qur'an, banyak dari mereka
para anak asuh berhasil dalam mengikuti
perlombaan tersebut, jujur para pengurus panti mengatakan untuk membiayai guru tahfidz quran anak asuh, pengurus harus extra berfikir untuk mengelola keuangan, agar semua
operasional tercukupi.
Saya
menyempatkan diri untuk melihat kegiatan yang dilakukan oleh anak asuh
perempuan setelah mereka pulang sekolah, dan setelah pulang sekolah
pengasuh panti akan memberikan instruksi kepada anak asuh untuk mulai
membaca, menghafal Al'quran dan mendiskusikan berbagai hal yang
telah mereka dapati setelah seharian mereka bersekolah. Saya saat itu belum
sempat bertemu dengan anak asuh laki-laki karena memang panti asuhan ini
memberlakukan pemisahan bangunan panti antara laki-laki dan perempuan.
Alhamdulillah
saya akhirnya sempat untuk melihat keadaan dari anak asuh laki-laki
panti asuhan ini, saat itu suasanya sedang bulan
ramadhan 1440 H jadi saya menghadiri acara buka bersama dengan mereka.
Anak asuh laki-laki sejujurnya belum memiliki bangunan asrama,
karena memang masih terkendala belum adanya tempat untuk membangun
asrama serta dana yang belum mencukupi, InsyaAllah kita sama-sama dapat
membantu mereka.
Ketidakberadaan
asrama untuk anak asuh laki-laki, pengurus panti asuhan masih
memberikan kebijakan kepada anak asuh untuk tinggal di rumah orang tua
ataupun keluarga mereka sementara waktu hingga asrama sudah dibangun.
Namun hal itu tidak mematahkan semangat anak asuh untuk tetap
bersungguh-sungguh mengenyam pendidikan yang baik untuk negeri Indonesia
dan kota sukabumi tercinta.
Untuk
santunan kepada anak asuh laki-laki, meskipun mereka berada di rumah
orang tua atau keluarganya, pihak pengurus panti asuhan selalu melakukan
komunikasi rutin dengan wali anak asuh untuk mengadakan pertemuan,
guna menyalurkan bantuan tunai kepada mereka. Pendidikan
mereka akan selalu dipantau oleh pengurus panti asuhan dengan cara
datang dan berkomunikasi antar wali murid dan pihak manajemen sekolah untuk tercapainya hasil pendidikan yang baik anak asuh laki-laki.
0 comments:
Post a Comment